Select Your Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
bisnis

Sejarah dan Geografi Kabupaten Kerinci


Menurut Tambo Alam Minang Kabau, Rantau Daerah Pantai Barat (Pasisie Barek) di dalam Kerajaan Minang Kabau Alam meliputi wilayah sepanjang pantai barat Sumatera bagian tengah dari Sikilang Air Bangis, hatiku Pariaman, Padang, Bandar Sepuluh, Air Haji, Inderapura, Muko-Muko (Bengkulu) dan Kerinci. Jadi daerah Kerinci Minang Kabau
Pada waktu Indonesia merdeka, Sumatra, pusat mulai terpecah menjadi 3 propinsi:

1. Sumatera Barat (meliputi daerah Minangkabau)
2. Riau (termasuk kesultanan Siak, Pelalawan, Rokan, Indragiri, Riau, Minangkabau Lingga ditambah Rantau Kampar dan Kuantan)
3. jambi (termasuk mantan kerajaan Jambi ditambah Rantau Minangkabau Kerinci)
Kerinci Adipura pernah berada di bawah kerajaan dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan bagian dari Provinsi Bengkulu termasuk Muko-Muko.

KERINCI memiliki potensi kecamatan yang kayu aro kabupaten, di mana orang berbaur aroma kayu dari berbagai spektrum kebudayaan yang berbeda punya banyak hal untuk berkontribusi Kerinci.
Oleh karena itu sub kayu aro sekarang mencoba untuk mengembangkan di segala bidang. dasarnya menimpan kayu aro banyak potensi sumber daya manusia yang handal, dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. misalnya dalam hal IT di kayu aro banyak hacker memiliki yang kuat, tetapi kurang eksposur dalam masyarakat yang kurang mendapat perhatian.

Lokasi geografis
Kerinci di ujung barat Propinsi Jambi, berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat (Minangkabau) di bagian barat dan utara. Di selatan mereka berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.

Daerah Kerinci ditetapkan sebagai distrik sejak awal provinsi Jambi, dengan pemerintah pusat di Sungai Penuh. Wilayah Kerinci memiliki luas 4.200 km2 terdiri dari 11 kecamatan (yang merupakan serangkaian desa atau pemukimam). Statistik tahun 1996 menunjukkan populasi sekitar 300.000 orang-orang suku Kerinci.
Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, Kerinci adalah daerah yang sudah memiliki kekuatan politik sendiri. Sebelum sejarah Belanda di Kerinci mencatat tiga fase yaitu: Periode Kerajaan atau Manjuto Kerajaan Nan Tigo The Pamuncak, DEPATI Periode, dan Periode IV DEPATI Alam Kerinci. Manjuto kerajaan, sebuah kerajaan yang terletak antara Kerajaan Kerajaaan Minangkabau dan Jambi, di pulau beribukotakan kandang. Selanjutnya, dua periode DEPATI, Pulau aro sangkar kayu dan memainkan peran utama sebagai salah satu dari empat pusat kekuasaan di Kerinci (Rasyid Tentu, hal. 4 -14).
Namun sejak Belanda mulai menduduki Kerinci pada tahun 1914, kayu peran sentral dalam aro politik pemerintahan mulai mengalami penyusutan. Ketika Belanda ditetapkan sebagai Kerinci di Jambi afdelling kekuasaan Residensi (1904) dan di bawah Karesidenan Sumatera Barat (1921), dan ketika Kerinci menjadi sebuah kabupaten sendiri dalam wilayah Propinsi Jambi (pada 1958)

0 komentar:

Posting Komentar